![]() |
Teater lingkar Semarang |
Golekinfo|SEMARANG – Siang itu, udara Semarang terasa lengket. Namun di dalam sebuah sanggar sederhana di kawasan kota, suara gamelan justru mengalun tenang. Bukan tangan para seniman Jawa yang menabuh bilah saron dan bonang, melainkan jemari seorang musisi Belanda yang penuh rasa ingin tahu.
Dalam waktu tiga jam saja, bersama rekan-rekannya ia sudah bisa memainkan tiga gending klasik Jawa. “Suwe Ora Jamu” terdengar ganjil namun hangat ketika dilantunkan dengan logat asing. Di wajah para pengajar gamelan, terselip rasa bangga.
Agenda Seni yang Padat
Musisi asal Negeri Kincir Angin itu datang bukan tanpa alasan. Seminggu terakhir ia melakoni tur kecil: tampil di Festival Kota Lama Semarang, menggelar workshop karawitan di Solo, berbagi pengalaman di Universitas Katolik Soegijapranata, hingga bersiap melanjutkan perjalanan musiknya ke Jakarta.
“Senang sekali bisa menjadi tuan rumah yang baik,” kata Sari, pengasuh Sanggar Seni Teater Lingkar yang menaungi kelompok karawitan Sindhu Laras. Sanggar itu memang terbuka untuk siapa saja, dari pelajar, santri, hingga seniman asing yang hanya ingin mencoba gamelan atau wayang kulit.
Diplomasi Nada
Kunjungan itu turut didampingi Bob Wardhana, staf Kedutaan Indonesia. Ia sendiri ikut larut menabuh gamelan. “Meski sebentar, pengajarnya runtut sekali. Tidak hanya teknik memukul, tapi juga dasar filosofi permainan gamelan,” ujarnya.
Di balik sesi singkat itu, seni tradisi memainkan perannya sebagai diplomasi lunak. Nada-nada gamelan menjadi bahasa universal, yang bisa dipahami tanpa penerjemah.
Tradisi yang Berbicara ke Masa Depan
Menurut Sindhunata Gesit, dalang muda sekaligus Ketua Teater Lingkar, seni Jawa tak boleh terjebak nostalgia. “Saya tidak menolak budaya luar, tapi tradisi bangsa jangan ditinggalkan,” katanya. Sindhu kerap melakukan riset untuk mengemas pertunjukan wayang agar lebih ramah pada anak muda.
Bagi Sindhu, tradisi yang hidup adalah tradisi yang bisa berdialog dengan zaman. Seperti hari itu, ketika gamelan menjadi ruang perjumpaan antara musisi Belanda dan masyarakat Jawa.
Posting Komentar untuk "Musisi Belanda Menemukan Rumah Gamelan di Jawa"