Semarang Gelar Tradisi Dugderan Sambut Ramadan 1446 H/2025 M, Walikota Agustina : "Ini Adalah Tradisi Tahunan"

golekinfodotcom
By -
0

golekinfo| Semarang - Menyambut datangnya bulan suci Ramadan 1446 H, Pemerintah Kota Semarang menggelar tradisi tahunan Dugderan dengan penuh semarak. Walikota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti, bersama jajaran Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), memimpin langsung acara yang menjadi simbol kebersamaan masyarakat Semarang yang multikultural.

Tabuhan bedug oleh Walikota Semarang tanda perayaan Dugderan dimulai

"Ini adalah tradisi tahunan jelang Ramadan. Semarang ini terdiri dari berbagai macam etnis dan kebudayaan yang disatukan," ujar Walikota Agustina Wilujeng Pramestuti dalam sambutannya.

Salah satu ikon utama dalam perayaan Dugderan adalah arak-arakan Warak Ngendok, makhluk mitologis yang merepresentasikan keberagaman budaya di Semarang. Warak Ngendok dipercaya sebagai simbol akulturasi antara budaya Jawa, Arab, dan Tionghoa yang hidup berdampingan di kota ini.

Parade Warak Ngendok salah satu ciri khas Dugderan di Kota Semarang 

Dugderan sendiri merupakan tradisi khas Semarang yang telah berlangsung sejak zaman kolonial Belanda. Perayaan ini ditandai dengan tabuhan bedug ("dug") dan suara meriam ("der"), yang melambangkan pengumuman awal Ramadan.

Sepanjang rute arak-arakan, ribuan warga tumpah ruah di jalanan untuk menyaksikan kemeriahan tersebut. Selain parade Warak Ngendok, acara ini juga dimeriahkan dengan atraksi seni budaya, bazar kuliner khas Semarang, serta berbagai kegiatan keagamaan yang menambah keberkahan menyambut bulan suci Ramadan.

Dengan terselenggaranya Dugderan tahun ini, Walikota Semarang berharap semangat persatuan dan toleransi semakin kuat di tengah masyarakat. "Semoga bulan Ramadan ini membawa keberkahan bagi seluruh warga Semarang,"(Dwi Saptono)

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)