Golekinfo|Jakarta — Pemerintah Provinsi Jawa Tengah kembali meneguhkan komitmennya dalam memerangi Tuberkulosis (TBC), salah satu penyakit menular yang masih menjadi tantangan besar dunia kesehatan. Tahun ini, anggaran sebesar Rp1 miliar dialokasikan untuk memperkuat upaya penanganan dan percepatan eliminasi TBC di 35 kabupaten dan kota di Jawa Tengah.
Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen, mengatakan langkah ini sejalan dengan instruksi Presiden RI, Prabowo Subianto, yang mendorong penyelesaian kasus TBC secara masif di seluruh daerah. “Dari 35 wilayah, tinggal satu yang belum membentuk tim percepatan, yakni Kabupaten Klaten. Ini akan segera kami laporkan agar segera mendapat tindak lanjut,” ujarnya usai menghadiri Forum 8 Gubernur di Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Langkah konkret Pemprov Jateng ini didukung oleh regulasi kuat, seperti Pergub No. 27/2024 tentang Rencana Aksi Daerah (RAD) Penanggulangan TBC 2024–2029 dan Keputusan Gubernur pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan TBC (TP2TB). Seluruh perangkat daerah, dari rumah sakit hingga puskesmas, ikut terlibat aktif dalam pendeteksian dan pengobatan pasien.
Meski data kesehatan menunjukkan perbaikan, tantangan terbesar masih terletak pada penemuan kasus. Hingga 25 Agustus 2025, capaian baru mencapai 50 persen dari target, dengan 53.480 kasus ditemukan dari target tahunan 107.488 kasus. Dari jumlah itu, 92 persen pasien TBC sensitif obat telah memulai terapi, sementara kasus resisten obat baru sekitar 589 kasus dengan 84 persen pasien dalam pengobatan.
“Kalau kita bisa kejar target deteksi, rantai penularan bisa kita tekan lebih efektif. Jawa Tengah sudah membuktikan diri mampu mengendalikan pandemi COVID-19 dengan baik, saya optimistis pengalaman itu menjadi modal besar menghadapi TBC,” kata Taj Yasin.
Mendorong pendeteksian hingga ke desa, Pemprov juga mengintegrasikan program Speling — yang telah digagas bersama Gubernur Ahmad Luthfi — dengan layanan Cek Kesehatan Gratis dari pemerintah pusat. “Begitu ada gejala, pasien langsung diarahkan ke puskesmas atau rumah sakit, sehingga penanganan bisa cepat dan tepat sasaran,” tambahnya.
Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menyatakan Jawa Tengah sebagai provinsi yang paling siap dengan kelembagaan yang lengkap dan rencana aksi yang jelas. “Provinsi lain masih berjuang membentuk tim dan rencana. Kita akan evaluasi progres tiap bulan dan berikan penghargaan untuk yang terbaik,” tegas Tito.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengingatkan bahwa TBC merupakan pembunuh nomor dua terbesar setelah COVID-19 di Indonesia. “Obat tersedia, tinggal memastikan pasien yang terdiagnosis segera diobati dengan tuntas,” kata Menkes.
Tak hanya persoalan kesehatan, Taj Yasin juga menyoroti dampak ekonomi. Menurutnya, angka TBC yang tinggi bisa menjadi hambatan masuknya investor karena kesehatan masyarakat adalah salah satu indikator utama. “Eliminasi TBC bukan hanya soal kesehatan, tapi investasi masa depan Jawa Tengah,” ujar dia menutup.
Posting Komentar untuk "Jateng Perkuat Perang Melawan TBC dengan Anggaran Rp1 Miliar, Fokus Deteksi dan Pengobatan"