Empat Medali dari Enam Atlet: Jateng Harumkan Nama Daerah di Ajang Pornas XVII Korpri 2025

Golekinfo|Palembang, 9 Oktober 2025 — Kontingen balap sepeda Provinsi Jawa Tengah menorehkan prestasi membanggakan pada ajang Pekan Olahraga Nasional Korps Pegawai Republik Indonesia (Pornas Korpri) XVII di Jakabaring Sport City, Palembang, yang berlangsung pada 7–9 Oktober 2025.

Enam atlet yang diturunkan berhasil membawa pulang empat medali untuk Jawa Tengah — terdiri atas satu emas, satu perak, dan dua perunggu. Capaian ini menjadi simbol kerja keras, sportivitas, dan dedikasi abdi negara di luar ruang birokrasi.

Rincian Perolehan Medali Kontingen Jateng:

1. Sri Suyamti – Medali Emas, Women Grade A 31+ Criterium by Point

2. Edi Purnomo – Medali Perak, Men Grade B 41+ Criterium by Point

3. Ajeng Anindya Prasalita – Medali Perunggu, Women Master Individual Time Trial 20 Km

4. Sri Suyamti – Medali Perunggu, XC Women Master

Usia dan Profesi Bukan Batas untuk Berprestasi”

Bagi Sri Suyamti, dua medali yang diraihnya bukan sekadar hasil latihan fisik, tetapi juga bentuk ketekunan dan cinta terhadap olahraga yang telah digelutinya selama puluhan tahun.

Setiap kayuhan punya makna. Ini bukan hanya soal menang, tapi tentang membuktikan bahwa usia dan profesi bukan batas untuk berprestasi,” ujar Suyamti, ASN asal Kabupaten Semarang, usai menuntaskan lomba terakhirnya.

Sementara itu, Edi Purnomo yang turun di kategori Men Grade B 41+ menyebut tantangan terbesar bukan hanya lawan di lintasan, tetapi juga kondisi cuaca panas ekstrem yang menguras energi.

Kami bukan atlet penuh waktu, tapi ASN yang mencintai olahraga. Bisa berdiri di podium adalah kebanggaan tersendiri untuk kami dan untuk Jawa Tengah,” katanya.

Sportivitas ASN, Inspirasi untuk Negeri

Empat medali ini bukan hanya milik para atlet, tapi milik seluruh ASN Jawa Tengah yang terus berupaya memberi yang terbaik untuk negeri.

Lebih dari Sekadar Lomba

Ajang Pornas Korpri XVII tahun ini menjadi momentum kebersamaan bagi aparatur sipil negara dari seluruh Indonesia. Di balik ketatnya persaingan, kehangatan silaturahmi dan semangat melayani tetap terasa kuat.

Ketika peluit terakhir dibunyikan dan roda sepeda berhenti berputar, keenam pesepeda Jawa Tengah saling berpelukan. Tak ada sorotan kamera besar, tetapi senyum lelah mereka menyimpan makna mendalam — pengabdian yang tak berhenti di meja kerja, melainkan terus berlanjut di lintasan kehidupan.