![]() |
| Dok disporaparjateng |
Golekinfo|Semarang — Dentuman musik dan sorak riuh penonton memecah pagi di halaman Gedung Gradhika Bhakti Praja, Semarang, Selasa (28/10/2025). Ribuan anak muda berjejal di area Zilenial Festival 2025, ajang yang digagas Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-97.
Festival itu tak sekadar menandai peringatan tahunan, tapi juga menjadi panggung bagi generasi Zilenial — gabungan antara Gen Z dan milenial — untuk menampilkan karya, inovasi, dan gagasan. Dari musik, teknologi, hingga ekonomi kreatif, semangat muda terasa nyata.
“Pemuda hari ini bukan sekadar pewaris sejarah, tapi penggerak masa depan,” kata Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi dalam pidatonya membuka acara. “Indonesia emas hanya bisa lahir dari tangan-tangan anak muda yang berani mencipta dan bekerja.”
Usai upacara, pengunjung bergerak ke pameran OPD bertajuk Program Zilenial Jateng. Di sana, berbagai dinas menampilkan program pengembangan talenta muda: pelatihan digital, start-up inkubasi, hingga inovasi wirausaha hijau.
Beberapa langkah dari panggung utama, bazar UMKM dan G-Kraf (Gerakan Kreatif Pemuda) menampilkan produk-produk buatan anak muda Jawa Tengah. Di meja-meja pamer, terlihat kopi kemasan dari Temanggung, tas daur ulang buatan Semarang, hingga perhiasan digital art karya mahasiswa Salatiga.
“Ini cara kami menunjukkan kalau kreativitas bisa jadi jalan hidup, bukan sekadar hobi,” ujar Safira Mufida, 22 tahun, peserta pameran asal Karanganyar yang membuat produk edukatif dari limbah bambu.
Menjelang siang, panggung di sisi barat area berubah jadi ajang unjuk bakat. Band-band pelajar, mahasiswa, dan komunitas musik lokal bergantian tampil. Di sela lagu, panitia membuka sesi Bursa Kerja Jawa Tengah, yang diikuti puluhan perusahaan dan start-up. Para pengunjung muda antre memindai kode QR lowongan, membawa harapan akan masa depan karier.
Menjelang sore, sesi Talk Show Gubernur bersama Organisasi Kepemudaan (OKP) menjadi pusat perhatian. Mengangkat tema “Pemuda dalam Aksi Membangun Bangsa Menuju Indonesia Emas 2045,” acara ini menghadirkan dialog interaktif seputar kepemimpinan, inovasi, dan solidaritas lintas generasi.
“Kolaborasi adalah bahasa baru kepemudaan,” kata Gubernur Ahmad Luthfi di hadapan ratusan peserta. “Kalau dulu Sumpah Pemuda adalah ikrar, kini tugas kita menjadikannya aksi.”
Di sisi jalan utama, ratusan pelari muda tampak berlari dalam Zilenial Run 5K dan 10K. Peluh dan tawa bercampur di wajah-wajah mereka. Beberapa membawa bendera kecil Merah Putih, menandai bahwa semangat sportivitas dan nasionalisme tetap sejalan.
“Lari ini simbol bahwa perjuangan tidak berhenti. Kita terus bergerak,” ujar Dimas, peserta lari asal Pekalongan, yang finis dengan napas tersengal tapi senyum lebar.
Menjelang senja, cahaya jingga menyorot wajah-wajah muda yang masih bertahan di arena festival. Mereka tampak lelah, tapi puas. Bagi mereka, Sumpah Pemuda bukan hanya peringatan sejarah, melainkan momentum untuk menunjukkan eksistensi.
Zilenial Festival menjadi gambaran wajah baru kepemudaan Jawa Tengah: kreatif, kritis, dan kolaboratif.
Di tengah derasnya arus digital, mereka tidak sekadar mengonsumsi tren global, tetapi menciptakan ruang lokal yang produktif dan berdaya saing.
Seperti semangat 1928, api persatuan itu tetap menyala — kali ini, dengan irama musik, inovasi, dan ide-ide segar dari generasi yang tumbuh di era tanpa batas



Posting Komentar untuk "Zilenial Jawa Tengah Tunjukkan Energi Baru di Panggung Sumpah Pemuda"