golekinfo | Demak – Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Demak, Provinsi Jawa Tengah, Zayinul Fata, menyerahkan satu unit mobil ambulans kepada Persatuan Guru Seluruh Indonesia (PGSI) Kabupaten Demak, Kamis (10/4/2025). Bantuan tersebut diberikan sebagai bentuk dukungan terhadap kegiatan sosial kemasyarakatan serta perjuangan PGSI dalam memajukan pendidikan di daerah.
“Alhamdulillah, sore ini kami menyerahkan satu unit mobil ambulans untuk mendukung kegiatan sosial kemasyarakatan,” ujar Zayinul usai penyerahan ambulans.
Zayinul menegaskan bahwa perjuangan di bidang pendidikan merupakan prioritas utama. Ia berharap PGSI terus melangkah maju dalam membangun masyarakat yang lebih berpendidikan dan sejahtera. Ia juga menekankan pentingnya peran aktif masyarakat dalam pembangunan bangsa.
“Saya yakin, semakin kuat keterlibatan masyarakat dalam pembangunan, maka kualitas hidup mereka juga akan meningkat,” tambahnya.
Dalam kesempatan tersebut, Zayinul turut mengajak pemerintah daerah maupun pusat untuk lebih memperhatikan kesejahteraan para guru swasta, khususnya yang tergabung dalam PGSI. Menurutnya, masih ada sekitar 22 ribu guru yang perlu mendapatkan perhatian lebih, termasuk dalam hal kesejahteraan.
Sebagai simbol serah terima, Zayinul menandatangani bagian bodi mobil ambulans yang diserahkan kepada PGSI. Ia berharap kendaraan ini dapat dimanfaatkan untuk mendukung kegiatan sosial yang memberi dampak luas dan positif bagi masyarakat.
Sementara itu, Ketua PGSI Kabupaten Demak, Nursalim, menyampaikan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Ia juga menyebutkan bahwa acara penyerahan ambulans turut dirangkaikan dengan sumbangan untuk pesantren yatim dan penghafal Al-Qur’an (Tafidz Qur’an). Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pihak yang memiliki komitmen dalam mendukung pendidikan dan kesejahteraan anak-anak.
Nursalim juga mengungkapkan harapannya agar ke depan tunjangan bagi guru-guru di Madrasah Diniyah (Madin) dan Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPQ) dapat ditingkatkan. Tahun ini, ia menargetkan agar setiap lembaga memiliki minimal lima ustaz dan lima guru yang menerima tunjangan, meningkat dari rata-rata sebelumnya yang hanya dua hingga tiga orang per lembaga.
“Melalui acara ini, kami berharap dapat terjalin kerja sama yang lebih baik serta dukungan yang lebih besar untuk pengembangan pendidikan di pesantren,” jelas Nursalim.(Sunarko S.)
Posting Komentar
0Komentar