Abon-Abon Pembukaan Grebeg Besar Demak 2025

golekinfo | Demak, 4 Juni 2025 — Tradisi bernilai spiritual kembali digelar di Kabupaten Demak melalui Prosesi Abon-Abon yang berasal dari Keraton Surakarta, Rabu (4/6/2025). Kegiatan sakral ini berlangsung di Pendopo Notobratan, Kadilangu, dan menjadi bagian awal dari rangkaian Grebeg Besar Demak yang berpuncak pada penjamasan pusaka peninggalan Sunan Kalijaga saat Hari Raya Idul Adha.

Prosesi ini berlangsung khidmat dan turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Plh. Bupati Demak Muhammad Badruddin, M.Pd, Sesepuh Ahli Waris Sunan Kalijaga H.R. Muhamad Cahyo Iman Santoso, serta Kanjeng Gusti Pangeran Haryo Adipati Dipokusumo yang mewakili Keraton Kasunanan Surakarta. Hadir pula keluarga besar Kadilangu serta jajaran pejabat Pemerintah Kabupaten Demak.

Dalam sambutannya, Plh. Bupati Demak menyampaikan rasa syukur dan apresiasi atas terselenggaranya prosesi budaya ini. Ia menilai tradisi Abon-Abon bukan sekadar bentuk pelestarian warisan budaya leluhur, tetapi juga menjadi pengingat akan nilai-nilai spiritual serta sejarah panjang penyebaran Islam di tanah Jawa.

> “Tradisi ini merupakan warisan luhur yang perlu kita jaga bersama. Abon-Abon bukan hanya prosesi, tetapi juga simbol ikatan sejarah antara kerajaan, ulama, dan masyarakat. Semoga ini menjadi inspirasi untuk terus merawat budaya dan memperkuat nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Muhammad Badruddin.

Prosesi Abon-Abon merupakan tradisi turun-temurun yang mengandung makna penghormatan terhadap Sunan Kalijaga sebagai salah satu Wali Songo yang berperan penting dalam dakwah Islam di Nusantara. Abon-abon sendiri merupakan simbol berkah dan restu dari Keraton Surakarta yang secara historis memiliki hubungan spiritual dan budaya dengan wilayah Kadilangu.

Dengan digelarnya prosesi ini, rangkaian Grebeg Besar Demak 2025 resmi dimulai. Tradisi ini tidak hanya menjadi kebanggaan masyarakat Demak, tetapi juga menjadi bagian penting dari kekayaan budaya nasional yang mempertemukan unsur spiritual, sejarah, dan kearifan lokal.(Sunarko S.)