golekinfo | Demak – Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayor Jenderal TNI Deddy Suryadi bersama jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kabupaten Demak menanam 5.000 bibit mangrove di pesisir Desa Surodadi, Kecamatan Sayung, Kamis, 5 Juni 2025. Kegiatan ini menjadi bagian dari gerakan serentak penanaman mangrove se-Jawa Tengah dalam program “Mageri Segoro” yang diinisiasi Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi.
Program tersebut bertujuan memperkuat ketahanan pantai sekaligus menekan laju abrasi yang kian mengkhawatirkan di kawasan pesisir utara Jawa. Kecamatan Sayung menjadi salah satu titik fokus karena abrasi ekstrem terus menggerus daratan dan mengancam permukiman warga.
Kepala Desa Surodadi, Supriyanto, mengatakan wilayahnya termasuk yang paling parah terdampak abrasi. Ia berharap pemerintah segera melakukan normalisasi sungai di wilayah Sayung. Menurutnya, sedimen hasil normalisasi bisa dimanfaatkan untuk menanggulangi abrasi di Desa Surodadi dan sekitarnya.
“Waktu kunjungan Wakil Gubernur Jawa Tengah Gus Yasin kemarin, kami sampaikan permohonan itu. Kami ingin ada perhatian lebih serius,” ujar Supriyanto.
Supriyanto juga meminta agar status kebencanaan Kecamatan Sayung ditingkatkan menjadi bencana nasional, mengingat dampak kenaikan air laut telah melumpuhkan aktivitas ekonomi masyarakat pesisir.
Untuk menjaga keberlanjutan program mangrove, Pemerintah Desa Surodadi juga telah menetapkan Peraturan Desa (Perdes) yang memberikan sanksi tegas bagi pelaku perusakan tanaman mangrove. Siapa pun yang terbukti merusak, baik sengaja maupun tidak, akan diwajibkan menanam seribu pohon mangrove sebagai bentuk tanggung jawab.
“Kami ingin melindungi tanaman mangrove ini agar manfaatnya bisa dirasakan jangka panjang,” kata Supriyanto.
Program “Mageri Segoro” sendiri menjadi gerakan besar Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam menghadapi krisis lingkungan pesisir yang makin akut akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia.(Redaksi)
Posting Komentar
0Komentar