Golekinfo| Semarang — Dalam suasana hangat dan penuh makna, 22 mahasiswa Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Modern Ngawi melakukan kunjungan belajar ke Sanggar Seni Teater Lingkar, Semarang. Kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan antara dunia akademik dan kebudayaan Jawa, khususnya karawitan, gamelan, dan teater tradisi.
Kunjungan yang digagas oleh mahasiswa ini lahir dari keprihatinan akan berkurangnya minat generasi muda terhadap seni tradisi. “Masih banyak yang belum mengenal budaya Jawa sendiri. Lewat karawitan dan gamelan, kami ingin belajar tentang kekompakan dan kebersamaan,” ujar Aprilia Asmaraningtyas (20), mahasiswa yang bertugas sebagai Humas kegiatan.
Rombongan berangkat dari Ngawi pukul lima pagi dan tiba di Semarang sekitar pukul sembilan. Mereka disambut hangat oleh Ketua Teater Lingkar, Sindhunata Gesit Widiharto, bersama dua pengajar karawitan, Pak Dadi dan Mas Dafa.
“Sindhunata Gesit Widiharto merasa bangga menerima teman-teman dari STKIP Ngawi. Mereka datang bukan hanya untuk menonton, tapi benar-benar ingin memahami makna karawitan dan filosofi gamelan Jawa,” tutur Sindhunata di sela kegiatan.
Menurutnya, belajar karawitan tidak sebatas memahami teknik menabuh gamelan. Lebih dari itu, gamelan mengajarkan tentang harmoni dan keseimbangan hidup. “Gamelan itu seperti kehidupan. Tidak ada suara yang ingin menonjol sendiri. Semua harus berpadu agar indah. Nilai ini penting bagi calon guru — mereka akan menanamkan semangat kebersamaan itu kepada generasi muda,” ujarnya.
Para mahasiswa terlihat antusias mempelajari dasar tabuhan dan filosofi di balik setiap nada. Salah satu peserta, Legowo, mengaku terkesan dengan pengalaman ini. “Kami merasa menyatu dengan irama gamelan. Ada rasa tenang, sekaligus kebanggaan bisa mengenal budaya sendiri secara langsung,” katanya.
Sindhunata berharap kegiatan seperti ini dapat menjadi jembatan antara pendidikan dan pelestarian budaya. “Seni tradisi tidak seharusnya berhenti di museum. Selama masih ada generasi muda yang mau belajar dan mencintainya, gamelan akan tetap bernyawa,” tutupnya penuh harap.
Kunjungan STKIP Modern Ngawi ke Teater Lingkar Semarang bukan sekadar perjalanan akademik, tetapi juga perjalanan batin — sebuah upaya kecil namun bermakna untuk menjaga denyut nadi kebudayaan Jawa agar tetap hidup di tengah arus modernitas.



Posting Komentar untuk "Menyatu dalam Irama Gamelan: Semangat Mahasiswa STKIP Modern Ngawi berkunjung di Teater Lingkar Semarang"