Golekinfo | Semarang. Cahaya lampu sorot menari di atas panggung Radjawali Semarang Cultural Center, Di balik gemerlap tata cahaya, ratusan pasang mata menunggu satu momen: siapa yang akan dinobatkan sebagai Mas dan Mbak Jawa Tengah 2025. Para finalis berdiri tegak dengan busana tradisional Jawa yang anggun. Batik berwarna bumi dipadukan dengan kebaya halus, lengkap dengan riasan yang sederhana namun berwibawa. Senyum mereka terlihat manis, tetapi di baliknya tersimpan detak jantung yang berpacu cepat.
Ketika nama Muhamad Firmansyah dari Cilacap dan Gloriana Nadine Pratita dari Batang dipanggil, gemuruh tepuk tangan seketika memenuhi ruangan. Selembar selempang disematkan, tanda perjalanan baru dimulai. Air mata haru dan senyum bahagia berpadu, menjadikan malam itu tak sekadar kontes, melainkan tonggak sejarah kecil bagi dua anak muda Jawa Tengah.
Lebih dari Gelar, Sebuah Amanah
Firmansyah mengaku tak pernah menyangka akan berdiri di puncak. “Saya hanya ingin memberi yang terbaik, bukan untuk diri saya semata, tapi juga untuk Cilacap dan Jawa Tengah,” ujarnya dengan nada bergetar.
Bagi Nadine, kemenangan ini adalah tanggung jawab moral. “Kami tidak hanya mengenakan busana indah di panggung, tapi juga membawa cerita, budaya, dan harapan banyak orang. Itu yang ingin saya jaga,” katanya sambil menahan haru.
Perjalanan Panjang
Ajang Mas dan Mbak Jawa Tengah 2025 bukan kompetisi instan. Dari 35 kabupaten/kota, puluhan finalis terpilih melalui seleksi ketat: wawasan pariwisata, komunikasi, hingga presentasi proyek wisata berkelanjutan. Mereka diuji bukan hanya untuk tampil, tapi juga berpikir.
“Finalis yang berdiri malam ini adalah duta muda dengan visi. Mereka bukan hanya simbol, tapi mitra strategis dalam memperkenalkan Jawa Tengah ke dunia,” ujar Kepala Disporapar Jawa Tengah, Muhamad Masrofi.
Deretan Juara yang Membanggakan
Selain Firmansyah dan Nadine, dewan juri juga mengumumkan para pemenang lain. Muhammad Luthfi Firdaus (Temanggung) dan Septania Andriani (Kendal) keluar sebagai Wakil I. Wakil II jatuh kepada Muhamad Rafa Al Abrar (Semarang) dan Nurfaidatun Niswatul Fitriah (Kebumen). Harapan I diraih Asep Siswanto (Jepara) dan Lintang Kusuma Dewi (Surakarta), sedangkan Harapan II dimenangkan Sinatriyo Berkahing Gusti (Boyolali) dan Santhika Devi Yogi Pramesti (Pekalongan).
Di kategori atribut, para finalis juga menunjukkan keunggulannya. Stifen Listianto Risman Wirawan (Salatiga) dan Destina Dhiyaning Mufida (Temanggung) dinobatkan sebagai Mas dan Mbak Intelejensia. “Saya percaya intelejensia bukan soal nilai, tapi kemauan untuk terus belajar,” ucap Stifen dengan rendah hati.
Dari Wonosobo, Acun Dina Fattuloh bersama Galuh Dhinan Divanka dari Purworejo meraih gelar Mas dan Mbak Persahabatan. “Kami menemukan saudara baru di sini. Itulah hadiah terbesar,” kata Galuh tersenyum.
Best Tourism Project diraih Rasya Kanaya Pradana (Klaten) dan Siska Ayu Agniya Putri (Tegal). Rasya menyampaikan bahwa ide proyeknya lahir dari potensi desa wisata yang sering luput dari perhatian. “Pariwisata harus mengangkat desa, bukan sekadar kota besar,” tegasnya.
Sementara kategori Penampil Terbaik disandang Maulana Malik Ibrahim (Kudus) dan Bebyta Nur Az Zahra (Tegal). Untuk Favorit, pasangan asal Demak, Muhammad Alfan Muzayin Azis dan Chintya Cahyaniingrum, berhasil memikat hati publik.
Masa Depan yang Cerah
Lebih dari sekadar kompetisi, ajang ini memperlihatkan bahwa Jawa Tengah memiliki generasi muda yang siap tampil, bukan hanya di panggung hiburan, tetapi juga dalam memajukan daerah. Sorot mata mereka menyimpan ambisi, senyum mereka menyimpan optimisme, dan langkah mereka menyimpan janji akan masa depan.
Dari panggung Radjawali, Muhamad Firmansyah, Gloriana Nadine Pratita, dan para finalis lainnya akan melangkah jauh. Mereka bukan hanya mengenakan selempang juara, tetapi membawa serta nama Jawa Tengah, untuk dikenalkan, dirawat, dan dipromosikan ke mata dunia.
Posting Komentar untuk "Selempang, Senyum, dan Harapan Baru Jawa Tengah"